Kampung Nila Banjarwaru, Kawali, Ciamis
Banjarwaru, Kawali, Ciamis Akhirnya Resmi Menjadi Kampung Nila, Ini Penyebabnya
CIREBONRAYA - Dusun Banjarwaru, Desa Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis kini resmi menjadi Kampung Nila. Sebutan tersebut disematkan karena hampir semua warganya melakukan budi daya ikan nila.
Launching atau peluncuran Kampung Nila Kawali ditandai dengan menebar bibit ikan nila oleh Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, Sabtu, 18 Desember 2021. Didampingi Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KKP, Lily Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Riset Perikanan Yayan Hikmayami dan beberapa pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kegiatan tersebut berbarengan dengan Expo Pembudidaya Perikanan Ciamis (PPC), sekaligus pengukuhan pengurus PPC 2020 -2024. Kampung Nila yang dikelola oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pulaka Cikerta, Dusun Banjarwaru, Desa Kawali. Dibawah binaan PPC dan Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis
Secara topografi lokasi Desa Kawali yang berada di kaki Gunung Sawal. Di temat tersebut air melimpah, sehingga cocok untuk usaha budidaya ikan.Banyak warga yang memiliki kolam ikan, sebagai sumber mata pencehariannya. Hanya saja mereka melakukan budi daya ikan secara individual.
Ketua Pokdakan Pulaka Cikerta, Maman Lukmanul Hakim, kepada Kontributor “PR” Nurhandoko Wiyoso, mengungkapkan persoalan mulai muncul, bersamaan dengan datangnya pandemi Covid-19. Petani ikan banyak menghadapi kendala pemasaran dan bibit.
“Keadaan mulai berubah ketika Pak Iim dan Pak Wahyu (pengurus PPC), yang selama ini pelaku jual beli ikan, merangkul dan mengajak warga agar lebih serius memelihara ikan,” kata Maman.
Ternyata ajakan itu membuka wawasan sejumlah warga yang semula ingin kerja di kota, akhirnya memilih untuk mengembangkan usaha di kampung sendiri. Demikian pula warga lebih semangat merawat ikan dan kolam.
Kondisi tersebut ditangkap oleh PPC dan Disnakan Ciamis, yang kemudian lebih intens melakukan pembinaan dan penyuluhan. Gayung bersambut, akhirnya pemilik kolam sepakat membentuk Pokdakan Pulaka Cikerta. Pulaka sendiri akronim Pusat Lauk (ikan-sunda) Kawali, dan Cikerta merupakan nama sumber air.
Di Kampung Nila, saat ini sedikitnya terdapat 80 kolam ikan. Ikan yang yang dipelihara jenis nila Nirwana 3. Alasannya karena lebih cepat besar dibanding jenis lain. “Memang jenis lain bisa cepat besar, namun yang nirwana ini lebih cocok di sini,” tuturnya.
Dalam pengelolaan, lanjut Maman, ada kesepakatan pembagian usaha. Ada petani yang khusus pemijahan, pendederan, dan pembesaran. “Ketiganya saling melengkapi. Hasil pemijahan diteruskan ke pendederan, kemudian diteruskan ke pembesaran. Termasuk juga pemasaran,” tuturnya.
Maman pun bercita-cita agar Kampung Nila tidak hanya sekadar menjadi tempat budi daya dan jual beli ikan. Tetapi juga mampu menarik wisatawan, sehingga nantinya menjadi kampung wisata edukasi.
ementara itu Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan Ciamis memiliki potensi besar usaha perikanan, karena air melimpah. Saat ini di tatar galuh ada sekitar 4.000 kolam ikan. Dengan potensi yang sangat besar, kedepannya tidak perlu mendatangkan ikan dari tempat lain.
“Ikan asal Ciamis punya keunggulan, rasanya lebih enak dan gurih. Semoga keberadaan Kampung Nila ini dapat lebih memajukan perikanan Ciamis,” tuturnya.(Nurhandoko Wiyoso)***
Komentar